Apa yang Terjadi di Negosiasi ‘Sheikh Joint Work on Implementation on Agriculture and Food Security’

COP28 memberi peluang besar negosiasi, memperkuat isu ketahanan pangan di Sharm el-Sheikh Joint Work on Implementation on Agriculture and Food Security – SSJW, satu-satunya badan UNFCCC khusus tentang pangan.

Kemajuan terbaru yaitu mengeluarkan rilis dua teks terbaru, yakni draft kesimpulan yang diusulkan oleh Ketua Badan Pengawas (SB), yang menggabungkan proposal dari G77 & China serta pandangan dari Negara Pihak lainnya, dan kesimpulan prosedural. Namun, terlihat bahwa upaya mencapai konsensus mengalami kegagalan, sehingga negosiasi akan dilanjutkan pada Juni 2024 dengan menggunakan teks rancangan yang telah dikembangkan di Dubai.

Pembentukan kelompok koordinasi di bawah SSJW dihadapi dengan dua opsi. Opsi pertama melibatkan pembentukan kelompok koordinasi selama masa mandat SSJW (hingga tahun 2026), dengan tujuan kelompok tersebut (1) memfasilitasi dan memacu kolaborasi, kohesi, dan sinergi untuk melaksanakan tindakan, dan (2) menyusun laporan tahunan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan terhadap tujuan kerja sama bersama. Sementara itu, opsi kedua melibatkan pengalokasian “waktu konsultasi informal” pada setiap sesi SB untuk memfasilitasi koordinasi.

Sharm el-Sheikh Joint Work on Implementation on Agriculture and Food Security merupakan program kerja empat tahun di bawah Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC). Program ini diadopsi pada COP27 melalui keputusan 3/CP.27. Tujuannya adalah untuk mengatasi prioritas utama dalam mempertahankan ketahanan pangan, mengakhiri kelaparan, dan mengatasi kerentanan khusus dari sistem produksi pangan terhadap dampak buruk perubahan iklim. Pekerjaan bersama Sharm el-Sheikh dibangun berdasarkan hasil Kerjasama Bersama Koronivia tentang Pertanian (KJWA), yang didirikan pada COP23 tahun 2017 sebagai proses kunci untuk memajukan diskusi mengenai pertanian dalam kerangka UNFCCC.

Dalam edisi ketujuh Buletin Iklim, Keanekaragaman Hayati, dan Hak, kami menyoroti beberapa poin penting yang dibahas di hari ketujuh COP28 sebagai berikut:

  • Memasuki minggu kedua COP28, kemajuan terjadi saat Para Pihak berdiskusi mengenai teks Global Stocktake terbaru dengan daftar opsi yang semakin bertambah dan area ketidaksetujuan
  • Para Pihak sepakat bahwa rekomendasi dari Badan Pengawas terkait Pasal 6.4 mengenai penghapusan memerlukan lebih banyak perhatian terhadap berbagai isu. Saat ini, mereka akan bekerja di belakang layar untuk memastikan bahwa hasil di COP28 tidak membuat negosiasi mundur lebih jauh
  • Perundingan Pasal 6.8 bergerak maju ke tahap implementasi dengan adanya konsensus pada teks yang mendekati, walaupun masih ada isu tertunda terkait penambahan referensi ‘harga karbon’ dan kebutuhan akan program kesiapan.
  • Negosiasi pertanian mengalami sedikit kemajuan, Negosiasi ditunda hingga sesi Supervisory Body (SB) berikutnya pada Juni 2024.
  • Rekor jumlah lobbyist bahan bakar fosil tercatat pada COP28, melebihi 2.500 orang.

Jangan lewatkan dan ikuti terus buletin ini selama satu minggu ke depan. Rangkuman berita kami sajikan rutin setiap hari. Lihat edisi sebelumnya di sini.

Jika Anda berada di Dubai atau mengikuti perkembangan pertemuan ke-28 Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), Buletin Iklim, Keanekaragaman Hayati, dan Hak meringkas informasi terkini dari perundingan, negosiasi dan acara-acara penunjang dan tambahan.


Tautan penting terkait COP28:

Program Harian: https://unfccc.int/documents/634292  
Halaman resmi COP28: https://unfccc.int/cop28
Panduan Pengamat: https://unfccc.int/documents/633166
Tentang Lokasi COP28: https://www.cop28.com/en/cop28-uae-venue

The post Apa yang Terjadi di Negosiasi ‘Sheikh Joint Work on Implementation on Agriculture and Food Security’ appeared first on CIFOR Forests News.


See the rest of the story at mysite.com

Related:
Seeing from all sides: Why we need more women in science
Toucans, tapir and tortoises: Revealing the biological riches of southern Guyana
Congo Basin: Need for more funding to let ‘lungs of Africa’ breathe
Are community rights being upheld in REDD+ safeguards processes and landscapes in East Kalimantan?
Nourishing leadership: Why gender matters in development science
In DRC, Indigenous Peoples and local communities’ inclusion in REDD+ remains a work in progress
Finding common ground for community forest management in Peru
Energy transfer: How one woman scientist aims to spark enthusiasm in the next generation
Framing up the community-centred future of peatland management
For many Indigenous communities, land titles aren’t the same as tenure security
COP28: Artículo 6 del Acuerdo de París avanza con nuevo texto sobre enfoques de no mercado
T+J: Bank benih – Bagian Penting Adaptasi Iklim
“The targets will be good for nothing if the people remain poor”


source https://forestsnews.cifor.org/85384/apa-yang-terjadi-di-negosiasi-sheikh-joint-work-on-implementation-on-agriculture-and-food-security?fnl=enid

Post a Comment

Previous Post Next Post