Teks Rancangan Perjanjian COP28 yang ‘Mengecewakan’

Pada Senin, 11 Desember 2023, sekitar pukul 16.30 waktu Dubai, Presiden COP28 merilis draf Global Stocktake setelah melalui negosiasi penuh drama.

Teks mengenai bahan bakar fosil telah dikritik keras sepanjang konferensi karena dianggap terlalu lemah. Paragraf 39 dari teks tersebut sangat lemah karena menggunakan kata ‘bisa’ mengenai tindakan yang seharusnya diambil oleh negara-negara.

Teks tersebut juga tidak menyebutkan ‘pengurangan penggunaan’ bahan bakar fosil. Dalam konteks ini, teks mendukung berbagai teknologi, termasuk penangkapan dan pemanfaatan karbon serta penyimpanan, serta produksi hidrogen rendah karbon, untuk meningkatkan upaya menggantikan bahan bakar fosil tanpa pengurangan dalam sistem energi.

Selain itu, teks menyatakan bahwa negara-negara dapat mengurangi baik konsumsi maupun produksi bahan bakar fosil secara adil, tertib, dan berkeadilan untuk mencapai netralitas bersih pada, sebelum, atau sekitar tahun 2050 sesuai dengan ilmu pengetahuan.

Respon terhadap teks draf ini disambut dengan sorak kekecewaan dan kekhawatiran dari para pihak dan pengamat. Pendapat beragam muncul, mulai dari pandangan bahwa ini adalah agenda industri bahan bakar fosil, hingga pandangan kurangnya dukungan keuangan dari negara-negara maju.

Beberapa pihak menyalahkan proses, sementara yang lain menuding Presiden COP29 sebagai penyebabnya. Pihak lain menyatakan bahwa tuntutan untuk pengurangan penggunaan bahan bakar fosil hanyalah pencitraan dan isyarat kebaikan tanpa niat nyata untuk melaksanakannya.

Sementara itu, dalam negosiasi Pasal 6, upaya putus asa terus berlanjut karena mereka mencoba menyetujui teks untuk membentuk pasar karbon berintegritas tinggi. Sekali lagi, diskusi ini dihantui oleh perpecahan, perbedaan pendapat, dan kemungkinan hasil terendah yang mungkin, hanya demi mencapai kesepakatan.

COP28 dijadwalkan selesai pada 12 Desember 2023, menjadi hari penting dalam pertanggungjawaban proses UNFCCC, di mana para negara berusaha menemukan solusi. Kita berharap akan ada kesepakatan akhir yang kemungkinan besar akan tercapai.

Dalam edisi keduabelas Buletin Iklim, Keanekaragaman Hayati, dan Hak, kami menyoroti beberapa poin penting yang dibahas di hari ke-12 COP28 sebagai berikut:

  • Draf teks GST telah dirilis dan hampir semua pihak menolak dokumen tersebut. Sejauh ini, kesepakatan ini tampaknya berfokus pada aspek-aspek yang dianggap buruk.
  • Negara-negara dan masyarakat sipil menyuarakan kekecewaan dan kekhawatiran tentang kemungkinan gagalnya COP28.
  • Terjadi kesulitan dalam diskusi Pasal 6 yang bertujuan menciptakan pasar karbon berintegritas tinggi. Setelah melalui negosiasi panjang, serangkaian pertemuan dibatalkan dan tidak terdapat pembaharuan pada Pasal 6.2 atau 6.8
  • Naskah keputusan tentang gender dan perubahan iklim telah disetujui.
  • Kami mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam survei. Opini Anda sangat penting bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas Bulletin ini.

Jangan lewatkan dan ikuti buletin berita kami yang disajikan rutin setiap hari selama COP28. Lihat edisi sebelumnya di sini.

Jika Anda berada di Dubai atau mengikuti perkembangan pertemuan Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) ke-28, daftar di Buletin Iklim, Keanekaragaman Hayati, dan Hak yang meringkas informasi terkini dari perundingan, negosiasi, dan acara-acara penunjang dan tambahan.


Program Harian: https://unfccc.int/documents/634292  
Halaman resmi COP28: https://unfccc.int/cop28
Panduan Pengamat: https://unfccc.int/documents/633166
Tentang Lokasi COP28: https://www.cop28.com/en/cop28-uae-venue

The post Teks Rancangan Perjanjian COP28 yang ‘Mengecewakan’ appeared first on CIFOR Forests News.


See the rest of the story at mysite.com

Related:
Seeing from all sides: Why we need more women in science
Toucans, tapir and tortoises: Revealing the biological riches of southern Guyana
Congo Basin: Need for more funding to let ‘lungs of Africa’ breathe
Are community rights being upheld in REDD+ safeguards processes and landscapes in East Kalimantan?
Nourishing leadership: Why gender matters in development science
In DRC, Indigenous Peoples and local communities’ inclusion in REDD+ remains a work in progress
Finding common ground for community forest management in Peru
Energy transfer: How one woman scientist aims to spark enthusiasm in the next generation
Framing up the community-centred future of peatland management
For many Indigenous communities, land titles aren’t the same as tenure security
Protected: Agroforestry rises as a smallholder-powered climate solution
Protected: “What mattered more to decide our destinies was not our sex but our gender”
Platform Baru ‘Karbon Biru’ Mengangkat Ekosistem Kaya Karbon yang Terabaikan


source https://forestsnews.cifor.org/85616/teks-rancangan-perjanjian-cop28-yang-mengecewakan?fnl=enid

Post a Comment

Previous Post Next Post